Hai semua.. kali ini saya akan memposting tentang karangan saya sendiri, ya walaupun mungkin belum terlalu bagus, tapi saya akan meningkatkan dan belajar terus menerus, untuk itu kalau ada yang salah dalam penulisan maupun bahasa mohon dimaklumi dan mohon komennya yah, selamat membaca :)
PESAN TERAKHIR IBU
Suatu
hari ada seorang anak yang bernama Mutiara, ia biasa dipanggil Muti. Muti anak
Pertama dari dua bersaudara, dan dia mempunyai seorang adik laki-laki yang
bernama Fahri. Sejak
kecil Muti tinggal dikeluarga yang sederhana, namun walau begitu mereka sangat
rukun dan bahagia. Karna itulah keluarga mereka dikenal baik oleh tetangga dan
masyarakat di tempat tinggalnya meskipun tidak mempunyai harta yang banyak.
Sekarang
usia Muti 13 tahun, sementara adiknya berumur 10 tahun. Beberapa hari yang lalu
Muti baru saja berusia genap 13 tahun dan ibunya memberikan Ia sebuah kalung
liontin dan ayahnya memberikan sebuah penjepit rambut yang tak seberapa
harganya. Akan tetapi meskipun ayah dan ibunya tidak bisa memberikan
barang-barang mewah yang harganya tidak murah, Muti sangat senang karna ayah
dan ibunya masih sempat memberinya kado yang tak seberapa harganya dalam
keadaan ekonomi yang pas-pasan. Sebenarnya Muti hanya meminta kepada Tuhan
kelak Ia akan menjadi orang yang sukses agar bisa keluar dari kesulitan ekonomi
keluarganya dan bisa membanggakan ke-dua orangtuanya nanti. Itulah doa setiap
Muti bertambah usia.
Muti
adalah anak yang cerdas, dia selalu mendapatkan peringkat pertama dari kelas 1
SD sampai sekarang ini, dia juga sering mengikuti lomba cerdas cermat dan dia
juga sering sekali menjuarai lomba yang diikutinya, karna kecerdasannya itu,
Muti mendapat beasiswa dan bisa terus melanjutkan sekolah hingga jenjang Univeersitas. Bagi Muti
meskipun Ia anak yang tidak mampu tetapi Ia tidak pernah malu ataupun berbohong
tentang keadaan keluarganya, justru itu menjadi penyemangat bagi Muti untuk
lebih giat bersekolah dan mewujudkan cita-citanya.
Adiknyapun
mengikuti jenjang sang kakak, Fahri sering mendapat peringkat pertama dan
menjuarai berbagai lomba karna Ia belajar dari sang kakak dan ingin seperti
kakaknya, Mutipun selalu mengajari dan memotivasi Fahri dalam belajar, dan Ia
selalu mencontohkan yang baik pada adiknya. Ayah dan ibunyapun bangga terhadap
mereka berdua.
Suatu
ketika, sepulang sekolah Muti menemui ibunya dan berbicara yang cukup serius
pada Muti.
Ibu : “Nak, sini sebentar, ibu mau bicara dengan
kamu”
Muti : “Iya Bu... (berjalan menghampiri sang ibu),
iya bu, ada apa?”
Ibu : “Jaga baik-baik adikmu yah? Bimbing dia
agar menjadi anak soleh yang berguna untuk agama, bangsa dan negara. Dan kamu
harus jadi anak yang solehah, sukses dan jauhi sikap atau perilaku yang buruk”
Muti : “Iya ibu... insya allah, Muti akan
menjalankan anamat dari ibu tadi (sambil tersenyum)”
Pesan
itu disampaikan sehari sebelum Hari Ibu.
Fahri dan Muti ingat bahwa pada hari
ibu itu bertepatan dengan hari ulang tahun ibunya, mereka berdua ingin
membelikan sebuah mukenah baru untuk ibunya, karna mukenah yang lama sudah
sering sobek dan tak layak pakai, akhirnya Fahri dan Muti berencana untuk
membelikan sebuah mukenah baru untuk ibunya dan memberinya pada hari ibu.
Jauh-jauh
hari sepulang sekolah Muti dan Fahri selalu pergi untuk mencari uang dan
menyisihkan sebagian hasil kerja kerasnya untuk ditabung, jadi mereka tidak
perlu pusing lagi memikirkan uang untuk membeli mukenah baru untuk sang ibu.
21
Desember 2015, Muti dan Valen langsung pergi untuk membeli mukenah baru yang
tak mahal karna uang mereka tak cukup untuk membeli mukenah yang bagus dan
mahal. Mereka berdua pergi kesana kemari mencari mukenah yang bagus tetapi
harganya yang pas dengan uang yang dimiliki mereka, namun sayang kebanyakan
pedagang menjual harga mukenah yang hargnya lumayan mahal. Akhirnya Muti dan
Fahri terpaksa harus bekerja keras lagi untuk mendapatkan uang tambahan.
Hari
sudah mulai gelap, Muti dan fahri sudah mendapatkan mukenh baru untuk ibunya,
dan kini mereka sedang berjalan menuju istana kecil mereka. Sesampainya di
rumah, mereka bingung mengapa ada bendera kuning dan ramai sekali orang yang
berdatangn ke rumah mereka, merekapun bergegas masuk ke dalam rumah dan
ternyata dihadapan mereka ada seseorang yang sudah terbujur kaku dan tak
bernafas, disamping orang itu ada sang ayah yang menangis, ketika Muti duduk di
samping sang ayah dan perlahan mulai membuka kain yang menutupi muka orang
tersebut, ternyata yang dilihatnya adalah sosok wanita yang melahirkannya, ya
itu adalah ibunya Muti, Ia kaget dan menangis histeris karna kini malaikat yang
selalu menemani hari-harinya sudah tiada, Fahripun ikut menagis histeris karna
sangat merasa kehilangan ibunya, tak sempat mereka mengucapkan selamat ulang
tahun dan hari ibu juga memberikan sebuah mukenah baru dari hasil kerja keras
Muti dan adiknya, mereka sangat merasakan kesedihan yang luar biasa, namun ini
sudah takdir dari Allah swt dan merekapun berusaha tegar juga menerima
kenyataan pahit ini.
Setelah proses pemakaman
ibunya selesai, ayah Muti menceritakan semua kejadian yang terjadi pada ibunya.
Ternyata ibunya tertabrak mobilketika ibunya ingin pergi ke pasar untuk
bekerja. Orang yang menabrak ibunyapun mau bertanggungjawab, orang tersebut mau
memberikan kehidupan yang layak untuk keluarga Muti dan menyekolahkan Muti dan
Fahri hingga ke jenjang Universitas.Muti tak menyangka bahwa pembicaraan sehari
sebelum kematian ibunya adalah pesan terakhir ibunya.
Nama Penulis : Siti Nurhalimah